Mengapa Kekuatan Sinyal Wireless (dBm) Diukur Dengan Bilangan Negatif

Jika kita terkoneksi ke sebuah wifi agar dapat mengkoneksi perangkat kita ke internet, kita sering kali melihat kekuatan sinyal kita. Biasanya pada HP atau laptop kekuatan sinyal ditunjukkan dengan bar kekuatan sinyal, jika bar full maka penerimaan akan baik, begitu juga sebaliknya.

Namun sejatinya kekuatan sinyal wireless yang juga merupakan gelombang radio ada ukuran dan nilainya sendiri. Sinyal bar hanya digunakan untuk memudahkan kita agar tidak perlu repot dan kebingungan membaca nilai kekuatan sinyal. Jika kita hendak melihat nilai kekuatan sinyal yang diterima perangkat juga bisa. Pada beberapa perangkat HP dan laptop pada dasarnya sudah ada fitur bawaan yang bisa dimanfaatkan untuk melihat nilai kekuatan sinyal wireless, atau bisa juga menggunakan aplikasi tambahan untuk mempermudah. Untuk perangkat wireless router biasanya sinyal sudah disajikan dalam bentuk nilai atau bilangan.

Kekuatan sinyal wireless atau gelombang radio sering tersaji dalam bilangan negatif dengan satuan dBm misalnya saja -55 dBm, -60 dBm. Nhah, mengapa demikian? Mengapa nilai kekuatan sinyal wireless malah negatif? Jika sinyal bagus apakah bisa positif? Mari kita pelajari bersama mengenai hal ini.

dBm sendiri merupakan singkatan dari decibel-miliwatt, dimana decibel merupakan rasio logaritma yang dibandingkan dengan ukuran absolut 1 miliwatt. Mengapa dipilih angka absolut 1 miliwat sebagai pembanding? Hal ini dikarenakan tingkat kekuatan pancaran gelombang radio sangat bervariasi dimana 1 miliwat ini berada di tengah-tengah. Rumus konversi pengukurannya adalah sebagai berikut:

dBm = 10 * log10 (P / 1 mW)

di mana P adalah kekuatan sinyal dalam milliwatt (mW).

Sedangkan untuk mengkonversi dari dBm ke milliwatt (mW), rumusnya adalah sebagai berikut:

P (mW) = 10^(dBm / 10)

Nilai negatif digunakan karena skala dBm mencakup rentang besar dari kekuatan sinyal nirkabel, dan membuatnya lebih mudah untuk membandingkan dan menganalisis sinyal.

Contoh, jika sinyal nirkabel memiliki kekuatan 1 mW, maka akan memiliki nilai 0 dBm. Jika sinyal memiliki kekuatan setengah dari 1 mW, maka nilainya akan menjadi -3 dBm, dan jika memiliki kekuatan dua kali lebih besar dari 1 mW, maka nilainya akan menjadi 3 dBm.

Dengan menggunakan skala dB, mudah untuk melihat perbedaan besar antara dua sinyal nirkabel dengan nilai dB yang berbeda, tetapi perbedaan kecil antara dua sinyal nirkabel dengan nilai dB yang hampir sama dapat dilihat sebagai perbedaan yang signifikan. Dengan demikian, penggunaan nilai negatif pada skala dBm membuat lebih mudah untuk menganalisis dan membandingkan kekuatan sinyal nirkabel dalam berbagai kondisi dan lingkungan.

Lalu mengapa tidak menggunakan satuan dB (decibel) saja? Perbedaan utama antara dB (decibel) dan dBm (decibel-miliwatt) adalah referensi yang digunakan. Dalam dB, referensi bisa berupa berbagai besaran, seperti tegangan, daya, atau intensitas suara. Sementara, dalam dBm, referensi selalu adalah 1 milliwatt (1 mW), yaitu besaran daya yang digunakan sebagai standar untuk mengukur kekuatan sinyal nirkabel. Karena referensi dBm selalu tetap, dBm lebih mudah digunakan untuk membandingkan dan menganalisis kekuatan sinyal nirkabel dalam berbagai kondisi dan lingkungan. Oleh karena itu, dBm lebih sering digunakan dalam teknologi nirkabel dan telekomunikasi.

Related Posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published.