Internet sudah selayaknya menjadi dunia tanpa batas. Pengguna dapat berselancar kemanapun tempat yang diinginkan dan mendapat informasi yang diperlukan. Seperti pada dunia nyata, kemenarikan dunia maya banyak membuat orang betah berlama-lama tersambung dan menjelajah banyak dunia virtual yang terhubung melalui jaringan internet.
Namun, tahukah bahwa tidak ada tempat yang aman di internet?. Spamming, malware, virus, hacking, cracking, phising, carding dan banyak lagi aktifitas kejahatan cyber lain. Aktifitas kejahatan bukan jarang terjadi, serangan Cybercrime hampir setiap saat terjadi diseluruh dunia, bahkan mereka para pelaku memiliki forum, komunitas, serta jaringan sendiri untuk membahas aksi yang mereka lakukan.
Mengapa Ada Cybercrime
Penjahat Cyber baik hacker, cracker, ataupun lainnya menyerang dengan memanfaatkan kelemahan dan celah keamanan jaringan. Motif serangannya juga bermacam-macam, dari hanya sekedar iseng hingga murni kriminal. Transaksi keuangan menjadi salah satu target yang menggiurkan bagi pelaku cybercrime. Pelaku akan mencoba mencuri data atau informasi pribadi dan menggunakan untuk kepentingan pribadi. Bayangkan saja jika seorang hacker mampu mendapatkan data mengenai akun bank atau kartu kredit, resiko material bisa menimpa pengguna.
Aktifitas hacking sendiri juga ada yang melakukan atas dasar iseng saja namun berakibat kerugian terhadap orang lain. Mengukur kemampuan hacking juga banyak dilakukan oleh hacker, prestasi yang telah dicapai oleh hacker biasanya dipublish pada forum-forum hacking dan phreaking. Tidak jarang pula terjadi perang hacker antar regional atau wilayah bahkan antar negara.
Motif lainnya terjadinya hacking adalah untuk menguji sejauh mana tingkat keamanan jaringan yang disusun, juga untuk mengetahui kesalahan atau bug yang terdapat pada infrastruktur internet atau website. Hacking untuk tujuan ini merupakan sangat positif dan membangun pengembangan keamanan jaringan, namun beberapa aksi justru malah dapat berakibat kerugian menimpa pengguna internet yang tidak mengertia apa-apa.
Bagaimana Penjahat Cyber Menyerang
Pelaku kejahatan online dapat menerapkan banyak cara untuk beraksi. Hacking misalnya, seorang hacker mampu mencari celah keamanan pada jaringan dan menyusup ke sistem yang privasi tanpa diketahui. Hacker juga menggunakan sistem backdoor dan proxy anonim sehingga dia mampu menyembunyikan identitas diri dan lokasi dimana dia berada. Bahkan tak jarang pula mereka beraksi dengan menggunakan jaringan di tempat umum seperti warnet atau hotspot publik, hal ini yang membuat sulitnya pelacakan.
Virus juga biasa disebarkan lewat internet. Banyak disisipkan pada halaman web yang mengandung atau menyediakan hal berbau pornografi, perjudian, atau konten ilegal karena web-web tersebut biasanya memiliki security yang lemah danbanyak dikunjungi pengguna internet. Virus dan malware juga banyak yang disebarkan melalui email. Social Media yang sedang marak saat ini juga tak luput dari spamming dan banyaknya link phising, banyak web-aplikasi yang dibuat dan mengizinkan penggunaan akun social media untuk menyebarkan aktifitas yang mengganggu.
Program-program jahat yang biasa dibuat hacker atau pelaku kejahatan baik berupa virus, keyloger, malware atau program jahat lain biasanya berjalan dibackground sehingga pengguna tidak akan dapat melihat jika terdapat program jahat yang sedang berjalan di komputernya.
Resiko dari Tindakan CyberCrime bagi Pengguna Internet
Jangan ditanya lagi mengenai resiko. Resiko terendah mungkin tidak akan berefek besar misalnya komputer yang kinerjanya melambat, akun social media yang mengirim posting spam dan link phising. Masih mungkin dilakukan recovery untuk Cybercrime yang level rendah.
Tingginya resiko lain dari aksi CyberCrime dapat menimpa pengguna internet. Kehilangan akses akun yang dimiliki, jika hanya akun social media mungkin masih dapat diblokir atau membuat akun baru lagi, namun bagaimana jika dengan akun bank atau akun penting lain tentu kerugian materi akan berdampak apalagi jika tidak sedikit.
Mengidentifikasi dan Mengatasi Komputer yang Terserang
Indikasi utama perangkat yang terserang ataupun terkena malware dan virus adalah melambatnya kinerja dan performa perangkat tersebut. Aktifitas dan transfer data di internet juga lebih tinggi dari aktifitas internet biasa. Jika pengguna dalam kondisi stanby namun terdapat transfer data terus menerus, maka terdapat program yang berjalan dibackgroun yang kemungkinan adalah program jahat yang mentransfer data pribadi ke pelaku kejahatan.
Komputer hang dengan menampilkan pesan yang tidak biasa juga salah satu indikasinya. Indikasi lain adalah program antivirus dan firewall yang sudah tidak mampu menjalankan diatas komputer yang terlihat normal.
Melindungi dari Ancaman Cybercrime
Lalu dengan ancaman yang sedemikian tinggi resikonya, apakah kita tidak perlu berinternet?. Tentu tidak, internet merupakan jalur komunikasi tercepat sekarang ini, tanpa internet perkembangan sektor di berbagai bidang akan terhambat. Yang perlu dilakukan oleh kita sebagai pengguna internet adalah melakukan langkah preventif dengan meningkatkan proteksi atau perlindungan ketika berselancar di internet. Bagaimana caranya?.
Langkah paling dasar adalah memperbaiki tingkat keamanan komputer dengan menggunakan program antivirus yang legal dan mengaktifkan firewall pada komputer dan gadget yang digunakan untuk mengakses internet. Firewall akan menghalangi hacker menyusup komputer dan antivirus akan melakukan scanning pada file-file yang diload. Jangan izinkan dan jangan lakukan file sharing melalui jaringan internet, jika memang diperlukan, lakukan secara fisik atau gunakan fasilitas file hosting atau Cloud Storage yang banyak tersedia gratis. Mengizinkan berbagi file di internet sama saja memberikan izin pengguna lain masuk dan mengakses komputer yang digunakan.
Selalu memiliki salinan atau backup dari data-data yang penting adalah wajib. Jangan menunggu terjadi baru melakukan backup, karena mungkin saja ketika aksi kejahatan cyber menimpa, waktu untuk backup sudah tidak adalagi karena sistem sudah rusak.
Hindari mengunjungi website-website yang mencurigakan (phising) dan banyak menjadi target pelaku kejahatan online. Website yang banyak disipi malware atau virus biasanya website yang menyediakan materi pornografi, perjudian, serta konten ilegal. Hindari website-website tersebut untuk meminimalisir terkena malware dan virus. Mesin pencari sekarang juga semakin canggih, Google sudah mampu secara periodik melakukan scan pada website yang berhasil dijelajahi dan memberi peringatan kepada pengguna jika webpage tersebut berbahaya jika dikunjungi.
Bagaimana dengan melakukan transaksi online? apakah perlu dihindari?. Tentu tidak, pada transaksi online biasanya provider mengenkripsi dan memberikan keamanan tingkat tinggi ketika transaksi, tingkat keamanan web satu dengan yang lain berbeda pilihlah web yang menyediakan keamanan transaksi tinggi. Namun demikian, kewaspadaan tetap harus diperhatikan, jangan menggunakan fitur pengingat password, selalu hapus history, cookies dan cache sehabis berselancar di internet, bukan hanya setelah mengakses web penting saja, namun lakukan juga untuk semua web.
Mengatasi Perangkat yang Terserang
Jika perangkat komputasi terindikasi positif terserang hacker atau terinfeksi virus maupun malware, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memutuskan koneksi dengan internet atau jaringan lain. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi transfer data ke pihak-pihak yang pelaku kejahatan online secara diam-diam. Matikan komputer dan tenangkan pikiran sejenak agar tidak panik. Jika terdapat akun penting yang terekspose segera backup dan blokir akun tersebut.
Jangan ragu-ragu juga untuk bertanya dan meminta kepada Customer Support semua layanan yang digunakan. Jika perangkat yang dijadikan target, scan dengan antivirus atau gunakan sistem restore/reset, jika sudah stuck atau tidak dapat mengatasi sendiri, bawa ke service centre segera atau install ulang sistem.